
Menjadi sejahtera adalah harapan semua orang. Hidup hanya sekali dan tidak ada juga satupun dari kita yang ingin hidupnya pas-pasan di dunia ini. Semua orang pasti menginginkan hal-hal yang waw keren…. terjadi dalam hidupnya. Sayang sekali prinsip seperti inilah yang justru merusak diri sendiri dan juga merusak lingkungan sekitar.
Sisi Kelam Terhadap Lingkungan Hidup
Apabila yang kita inginkan hanyalah sebatas tentang “biar kelihatan waw” artinya dari awal kemudi kehidupan kita salah karena sengaja dibawa kepada pemahaman dan kesenangan orang lain. Jadilah diri sendiri dan jangan hidup berdasarkan “kata orang” yang tidak jelas duduk permasalahannya.
Mengapa merusak alam padahal kehidupan kita berasal dari sana?
Bila kehidupan ini hanya kita dedikasikan kepada untung lalu mengesampingkan kepentingan lingkungan sekitar terlebih ketika hal tersebut tidak berhubungan dengan kehidupan manusia (sesama) melainkan dengan pelestarian lingkungan, niscaya banyak orang yang mengabaikannya. Entah mengapa mereka mengabaikan alam padahal selama ini kehidupan kita 100% di topang oleh alam. Oleh karena itu, jangan buta mata hati ini untuk mencari uang lalu merusak alam sekitar, juga jangan jadi gelap mata karena sudah menjadi makmur lalu mengekspoitasi alam untuk lebih memperkaya diri sendiri (serakah) dan menikmati kemewahan pribadi.
Banyak Uang maka semakin banyak kesempatan untuk merusak lingkungan
Mereka yang sudah makmur memiliki uang dan pengetahuan yang memadai tapi masih merasa kekurangan sehingga ingin mencari dan mencari, menimbun dan menimbun agar harta yang dimiliki semakin bertambah-tambah. Tipe orang yang sudah sejahtera akan tetapi masih haus dengan kepuasan niscaya akan mencari-cari cara untuk menghasilkan lebih banyak rupiah. Bahkan sekalipun itu mengorbankan lingkungan, tidak lagi dipertimbangkan baik-baik. Sebab, katanya itu haknya dan tidak ada yang berhak melarang dia pada apa yang dimilikinya. Ketika manusia sudah menjadi hamba uang maka logikapun tidak mampu menahannya untuk memenuhi hawa nafsunya merusak lingkungan.
Masyarakatnya serakah atau mereka belum makmur?
Sebelumnya mari kita perjelas bersama. Mengapa masyarakat sengaja merusak hutan? Karena sudah sejahtera tapi masih serakah atau karena memang masih berada di bawah garis kemiskinan sehingga satu-satunya jalan keluar adalah dengan merusak hutan yang seharusnya di lindungi. Pemerintah harus bekerja dengan ekstra untuk mencari tahu hal ini. Bila perlu, areal hutan di lereng gunung dan pinggiran sungat ditetapkan secara otomatis sebagai daerah hutan lindung dan melarang keras aktivitas pertanian disana. Tapi, hal ini tidak mungkin di lakukan apabila masyarakat belum makmur. Inilah istilah yang menyatakan bahwa “Kemiskinan selalu menimbulkan kekacauan yang bersifat sistemik”.
Bahaya kemakmuran terhadap alam sekitar kita
Apapun bentuknya, jika sumber daya yang kita gunakan tidak tepat guna dan terkesan lebay berpotensi negatif merusak diri sendiri, orang lain dan juga lingkungan hidup. Bijaklah dalam kesejahteraanmu.
Kamipun senang ketika setiap orang menjadi makmur lewat pekerjaan tangannya dan usahanya sendiri. Tapi tahukah anda bahwa terlalu lama berada di atas angin membuat diri ini lupa diri dan cenderung egois. Sadar atau tidak, kesombongan adalah perusak utama kehidupan manusia di bumi ini.
Berikut adalah dampak buruk kemakmuran terhadap kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan.
Bertambahnya ilmu pengetahuan menjadikan usaha pertanian begitu mudah. Sehingga banyak orang beralih profesi. Dari seseorang buruh menjadi petani tanaman palawija komoditas pangan. Sebenarnya tidak semua lahan yang tersedia dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi lahan pertanian. Daerah yang letaknya di pinggiran sungai dan di lereng gunung sebaiknya di jadikan hutan lindung.
Menebang pohon tinggi secara besar-besaran.
Pohon sebagai makhluk hidup penjaga telah sejak awal kehidupan memelihara kehidupan manusia. Akan tetapi, menebang pohon dalam jumlah yang besar akan meningkatkan erosi tanah, menghasilkan oksigen, memperlambat laju angin dan menopang kehidupan satwa lain. Sadar atau tidak menebang pohon dalam jumlah besar mengancam kelestarian alam.
Tingkat ekspansif manusia ke dalam hutan tidak lagi menyisakan areal bebas sebagai tempat hidup satwa liar.
Oleh karena hal tersebut, mereka semakin tertekan, berkurang jumlahnya bahkan hilang sama sekali (punah). Punahnya beberapa jenis satwa akan mengganggu keseimbangan rantai makanan di alam. Pada akhirnya serangga akan berkuasa dan menjadi hama pertanian.
Terjadinya erosi akibat lahan-lahan yang gundul.
Pemanfaatan kayu dan hasil alam demi kemewahan pribadi bersifat mubazir. Areal yang terbuka dan tanah yang gundul semakin memudahkan terjadinya erosi. Ini hanya akan merusak ekosistem di sekitar hutan.
Timbulnya longsor.
Karena tanaman pertanian sifatnya musiman sehingga akarnya tidak cukup kuat untuk menahan pergerakan tanah yang miring.
Banjir melanda.
Akar-akar pohon tidak ada lagi untuk menahan air. Sekalipun ada namun tidak cukup besar untuk menahan dirus air hujan karena tanaman pertanian pada umumnya berupa tanaman palawija.
Meningkatnya volume sampah & kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Ini adalah salah satu sisi kelam kesejahteraan yang sangat mencolok. Karena uang banyak maka semua orang menjadi konsumtif. Jika tidak ditangani dengan benar maka sanpah yang tidak terurus dalam jumlah banyak akan mengotori lingkungan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan berpotensi untuk mencemari lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan banjir.
Banjir bandang melanda.
Tingkat erosi yang tinggi, tanah longsor yang semakin sering terjadi ditambah dengan jumlah sampah yang dibuang sembarang semakin meningkat beresiko menimbulkan banjir bandang yang suatu saat akan menyerang pemukiman warga tanpa disadari sebelumnya.
Turunnya permukaan tanah akibat tata kelola lahan dan pembangunan gedung bertingkat yang buruk. Naiknya air pasang ke daratan membanjiri pemukiman penduduk terutama yang rumahnya berada di pesisir pantai.
Jadi teman, pergunakanlah lahan dengan bijak. Tidak sehat mengubah seluruh lahan yang tersedia menjadi areal pertanian. Sisakan untuk perlingungan juga sebab pohon adalah The Guardian bagi bumi ini dan seluruh isinya termasuk manusia.
Sisi Kelam Kemakmuran Terhadap Lingkungan Hidup